Nama
: Santi Santini
NPM
: 26210362
Kelas
: 4EB20
PERENCANAAN DAN
KENDALI MANAJEMEN
Persaingan global yang
terjadi seiring dengan kemajuan dalam teknologi terus menerus secara signifikan
mengubah ruang lingkup usaha dan ketentuan pelaporan internal. Pengurangan
dalam hambatan perdagangan nasional secara terus menerus, mata uang yang
mengambang, risiko kedaulatan, pembatasan terhadap pengiriman dana lintas batas
nasional, perbedaan dalam sistem pajak nasional, perbedaan tingkat suku bunga
dan pengaruh harga komoditas dan ekuitas yang berubah-ubah terhadap aktiva,
laba dan biaya modal perusahaan merupakan variabel yang memperumit keputusan
manajemen. Pada saat yang bersamaan, perkembangan seperti internet, konferensi
video, dan transfer elektronik mengubah ekonomi produksi, distribusi, dan
pendanaan.
Persaingan global dan
cepatnya penyebaran informasi mendukung semakin sempitnya perbedaan nasional
dalam praktik akuntansi manajemen. Tekanan tambahan mencakup antara lain
perubahan pasar dan teknologi, pertumbuhan privatisasi, insentif biaya, dan
kinerja, serta koordinasi operasi global melalui usaha patungan (joint
ventures) dan kaitan strategik lainnya. Hal tersebut mendorong manajemen
perusahaan multinasional untuk tidak hanya menerapkan teknik akuntansi internal
yang dapat dibandingkan, tetapi juga menggunakan teknik-teknik ini dengan cara
yang sama.
Perencanaan dan
kendali manajemen sangat penting bagi perusahaan, dalam hal ini perusahaan
multinasional. Namun, pengurangan dalam hambatan perdagangan nasional terus
menerus, mata uang yang mengambang, resiko kedaulatan, pembatasan terhadap
pengirim dana lintas batas nasional, perbedaan dalam system pajak nasional,
perbedaan tingkat suku bungan dan pengaruh harga komoditas dan ekuitas yang
berubah-ubah terhadap aktiva, laba, dan biaya modal perusahaan merupakan variable
yang memperumit keputusan manajemen. Persaingn global dan cepatnya penyebarn
informasi mendukung semakin sempitnya perbedaan nasional dalam praktek
akuntansi manajemen. Tekanan tambahan mencakup antara lain perubahan pasar dan
teknologi, pertumbuhan privatisasi, insentif biaya, dan kinerja serta
koordinasi operasi global melalui joint venture dan kaitan strategis lainnya.
Perusahaan dalam melakukan kendali manajemen memerlukan alat perencanaan yang
dapat mengidentifikasi factor-faktor yang relevan di masa depan, pemindaian
terhadap lingkungan eksternal dan internal. Alat tersebut membantu perusahaan
dalam mengenali kesempatan dan tantangan yang ada. Salah satu alat tersebut
adalah analisis WOTS-UP yang menyangkut kekuatan dan kelemahan perusahaan yang berkaitan
dengan lingkungan operasi perusahaan. Akuntan juga dapat membantu para
perencana perusahaan untuk memperoleh data yang bermanfaat dalam keputusan
perencanaan strategis.
Kemudian, keputusan
untuk melakukan investasi luar negeri merupakan elemen yang sangat penting
dalam strategi global sebuah perusahaan multinasional. Resiko investasi diikuti
oleh lingkungan yang asing, rumit, dan senantiasa berubah. Perencanaan formal
merupakan suatu keharusan dan umumnya dilakukan dalam suatu kerangka penganggaran
modal yang membandingkan manfaat dan biaya investasi yng diusulkan. Perbedaan
dalam hokum pajak, system akuntansi, laju inflasi, resiko nasionalisasi,
kerangka mata uang, segmentasi pasar, pembatasan dalam pengalihan laba ditahan
dan perbedaan dalam bahasa dan budaya menambah unsur-unsur kerumitan yang
jarang ditemui dalam lingkungan domestic. Adaptasi (penyesuaian) oleh
perusahaan multinasional atas model perencanaan investasi tradisional telah
dilakukan dalam tiga bidang pengukuran:
1. menentukan pengembalian yang relevan untuk
investasi multinasional .
2. mengukur ekspektasi arus kas .
3. menghitung biaya modal perusahaan multinasional.
Seorang manajer harus
menentukan tingkat pengembalian yang relevan untk mengalisis kesempatan
investasi asing. Namun, tingkat pengembalian yang relevan merupakan masalah
sudut pandang: proyek luar negeri atau induk perusahaan. Pengembalian dari dua
sudut pandang ini dapat berbeda secara signifikan karena beberapa hal: (1)
pembatasan oleh pemerintah atas repatriasi laba dan modal, (2) biaya izin,
royalt, dan pembayaran lain yang merupakan laba bagi induk perusahaan namun
merupakan beban bagi anak perusahaan, (3) perbedaan laju inflasi nasional, dan
(4) perubahan kurs valuta asing, dan (5) perbedaan pajak. Manajer keuangan
harus memenuhi banyak tujuan dengan memberikan respons kepada kelompok investor
dan noninvestor di organisasi dan di lingkungannya. Jika siatu investasi asing
tidak menjanjikan pengembalian yang telah disesuaikan resiko yang nilainya
lebih dari pengembalian yang diperoleh pesaing local, maka pemegang saham induk
perusahaan akan lebih baik untuk berinvestasi langsung di perusahaan local.
Bagi manajer
perusahaan multinasional, mengukur ekspektasi arus kas suatu investasi asing
merupakan hal yang cukup menantang. Perkiraan penerimaan didasarkan pada
proyeksi penjualan dan pengalaman antipasti penagihan. Beban operasi dan pajak
local juga sama-sama diramalkan.
Struktur Sistem Pengendalian Manajemen
Struktur sistem pengendalian manajemen merupakan komponen-komponen yang
berkaitan dengan lainnya yang secara bersama-sama membentuk sistem. Setiap
komponen dalam struktur memiliki fungsi tertentu untuk mencapai tujuan sistem.
Struktur yang sehat adalah struktur sistem yang setiap komponennya didesain
sesuai dengan tuntutan lingkungan bisnis yang akan diterapi sistem tersebut.
Struktur sistem pengendalian manajemen diperlukan oleh organisasi
perusahaan karena menuntut semua perusahaan yang memasukil lingkungan tersebut
memiliki kekuatan lebih untuk bersaing. Agar dapat dipilih oleh costumer,
produk dan jasa perusahaan harus memiliki keunggulan tidak akan bertahan lama,
karena pesaing akan mencari berbagai cara untuk menghasilkan value terbaik bagi
costumer. Oleh karena itu, untuk tetap bertahan dan bertumbuh di lingkungan
bisnis yang kompetitif, perusahaan dituntut untuk secara berkelanjutan
menemukan kembali keunggulan daya saing.
Untuk dapat bertahan dan bertumbuh dalam lingkungan bisnis yang
kompetitif, organisasi perusahaan tidak cukup hanya mampu menjadi pencipta
kekayaan (wealth-creating institution) namun, dituntut untuk memiliki kemampuan
jauh lebih dari itu, perusahaan dituntut untuk menjadi institusi pelipatgandaan
kekayaan (wealth-multiplying institution) untuk membangun kemampuan perusahaan
sebagai pelipat gandaan kekayaan, manajemen perlu memanfaatkan sistem manajemen
yang khusus didesain untuk tujuan pelipatgandaan kekayaan.
Permasalahan yang timbul dalam implementasi struktur sistem pengendalian
manajemen yang dapat diidentifikasikan sekarang ini adalah terletak pada
kelemahan struktur dan kelemahan proses. Sistem pengendalian manajemen tidak
dapat mewujudkan tujuan sistem kemungkinan karena strukturnya tidak pas dengan
lingkungan yang dihadapi perusahaan, dapat juga terjadi tujuan sistem
pengendalian manajemen tidak tercapai karena proses sistem pengendalian
manajemennya lemah.
Dampak yang timbul dikarenakan perusahaan tidak memberlakukan struktur
sistem pengendalian manajemen antara lain organisasi perusahaan akan kesulitan
menghadapi berbagai perubahan tajam radikal, konstan, pesat, serentak sehingga
roda organisasi tidak akan jalan dan tidak dapat membuat berbagai perencanaan,
tidak dapat memprediksi target organisasi ke depannya
Untuk menghadapinya diperlukan struktur sistem pengendalian manajemen dimulai
dari pengamatan dan pengindetifikasian memacu perubahan (change drivers) yang
berdampak terhadap karakteristik lingkungan yang akan dimasuki perusahaan.)
Perencanaan dan kendali manajemen sangat penting bagi perusahaan
(dalam hal ini perusahaan multinasional). Namun ada variabel-variabel yang
memperumit keputusan manajemen, yaitu pengurangan dalam hambatan perdagangan
nasional terus menerus, mata uang yang mengambang, resiko kedaulatan,
pembatasan terhadap pengirim dana lintas batas nasional, perbedaan dalam sistem
pajak nasional, perbedaan tingkat suku bunga dan pengaruh harga komoditas dan
ekuitas yang berubah-ubah terhadap aktiva, laba, dan biaya modal perusahaan.
Persaingan global dan cepatnya penyebaran informasi membuat perbedaan
nasional dalam praktek akuntansi manajemen menjadi semakin sempit. Tekanan
tambahan antara lain mencakup perubahan pasar dan teknologi, pertumbuhan
privatisasi, insentif biaya, dan kinerja serta koordinasi operasi global
melalui joint venture dan kaitan strategis lainnya.
Dalam melakukan kendali manajemen perusahaan memerlukan alat perencanaan
yang dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang relevan di masa depan,
pemindaian terhadap lingkungan eksternal dan internal. Alat tersebut membantu
perusahaan dalam mengenali kesempatan dan tantangan yang ada. Salah satu alat
tersebut adalah analisis WOTS-UP yang menyangkut kekuatan dan kelemahan
perusahaan yang berkaitan dengan lingkungan operasi perusahaan. Akuntan juga
dapat membantu para perencana perusahaan untuk memperoleh data yang bermanfaat
dalam keputusan perencanaan strategis.
Kemudian, keputusan untuk melakukan investasi luar negeri merupakan elemen
yang sangat penting dalam strategi global sebuah perusahaan multinasional.
Resiko investasi diikuti oleh lingkungan yang asing, rumit, dan senantiasa
berubah. Perencanaan formal merupakan suatu keharusan dan umumnya dilakukan
dalam suatu kerangka penganggaran modal yang membandingkan manfaat dan biaya
investasi yang diusulkan. Perbedaan dalam hukum pajak, sistem akuntansi, laju
inflasi, resiko nasionalisasi, kerangka mata uang, segmentasi pasar, pembatasan
dalam pengalihan laba ditahan, dan perbedaan dalam bahasa dan budaya menambah
unsur-unsur kerumitan yang jarang ditemui dalam lingkungan domestik.
Adaptasi (penyesuaian) oleh perusahaan multinasional atas model
perencanaan investasi tradisional telah dilakukan dalam tiga bidang pengukuran:
1. menentukan pengembalian
yang relevan untuk investasi multinasional.
2. mengukur ekspektasi arus
kas.
3. menghitung biaya modal
perusahaan multinasional.
Seorang manajer harus menentukan tingkat pengembalian yang relevan untuk
mengalisis kesempatan investasi asing. Namun tingkat pengembalian yang relevan
merupakan masalah sudut pandang: proyek luar negeri atau induk perusahaan.
Pengembalian dari dua sudut pandang ini dapat berbeda secara signifikan karena
beberapa hal, yaitu pembatasan oleh pemerintah atas repatriasi laba dan
modal; biaya izin, royalt, dan pembayaran lain yang merupakan laba bagi
induk perusahaan namun merupakan beban bagi anak perusahaan; perbedaan laju
inflasi nasional; dan perubahan kurs valuta asing; dan perbedaan pajak.
Manajer keuangan harus memenuhi banyak tujuan dengan memberikan respons
kepada kelompok investor dan noninvestor di organisasi dan di lingkungannya.
Jika suatu investasi asing tidak menjanjikan pengembalian yang telah
disesuaikan resiko yang nilainya lebih dari pengembalian yang diperoleh pesaing
lokal, maka pemegang saham induk perusahaan akan lebih baik untuk berinvestasi langsung
di perusahaan lokal.
Bagi manajer perusahaan multinasional, mengukur ekspektasi arus kas suatu
investasi asing merupakan hal yang cukup menantang. Perkiraan penerimaan
didasarkan pada proyeksi penjualan dan pengalaman antipasti penagihan. Beban operasi
dan pajak lokal juga sama-sama diramalkan. Namun demikian, terdapat tambahan
kerumitan yang harus dipertimbangkan, yaitu:
· arus kas
proyek vs induk perusahaan
· arus kas induk
perusahaan yang terkait dengan pendanaan
· pendanaan yang
bersubsidi
· resiko politik
Proses ini juga harus mempertimbangkan pengaruh perubahan dan fluktuasi
nilai mata uang atas ekspektasi pengembalian mata uang asing. Sumber utama arus
kas induk meliputi pinjaman dari induk perusahaan, dividen, biaya lisensi,
beban overhead, royalty, harga transfer untuk pembelian dari atau penjualan
kepada induk perusahaan, dan estimasi nilai akhir proyek. Pengukuran arus kas
ini memerlukan pemahaman atas perbedaan akuntansi nasional, kebijakan
repatriasi pemerintah, laju inflasi, dan kurs potensial masa depan serta
perbedaan pajak.
PEMBUATAN MODEL USAHA
Survei terbaru menemukan bahwa akuntan manajemen menghabiskan lebih banyak
waktu dalam masalah perencanaan strategis dibandingkan dengan masa sebelumnya.
Penentuan model usaha merupakan gambaran besar, dan terdiri dari formulasi,
pelaksanaan dan evaluasi rencana bisnis jangka panjang suatu perusahaan. Hal
ini mencakup empat dimensi utama.
1. Mengidentifikasikan
faktor-faktor utama yang relevan terhadap kemajuan perusahaan di masa depan.
2. Merumuskan teknik yang
memadai untuk meramalkan perkembangan masa depan dan menganalisis kemampuan
perusahaan untuk menyesuaikan diri atau memanfaatkan perkembangan tersebut.
3. Mengembangkan
sumber-sumber data untuk menditkung pilihan-pilihan strategis.
4. Mentranslasikan
pilihan-pilihan tertentu menjadi serangkaian tindakan yang spesifik.
ALAT PERENCANAAN
Dalam mengidentifikasikan faktor-faktor yang relevan di masa depan,
pemindaian terhadap lingkungan eksternal dan internal akan sangat membantu
perusahaan dalam mengenali tantangan dan kesempatan yang ada. Suatu sistem
dapat diterapkan untuk mengumpulkan informasi atas pesaing dan kondisi pasar.
Baik pesaing dan kondisi pasar dianalisis untuk melihat pengaruh keduanya
terhadap kedudukan persaingan dan tingkat keuntungan perusahaan.
Masukan-masukan yang diperoleh dari analisis ini digunakan untuk merencanakan
ukuran-ukuran yang digunakan untuk mempertahankan atau memperbesar pangsa pasar
atau untuk mengenali dan mendayagunakan produk baru dan kesempatan pasar.
Salah satu alat tersebut adalah analisis WOTS-UP. Analicis ini
menyangkut kekuatan dan kelemahan perusahaan yang berkaitan dengan lingkungan
operasi perusahaan. Teknik ini membantu manajemen dalam menghasilkan
serangkaian strategi yang dapat dijalankan.
Alat keputusan yang saat ini digunakan dalam sistem perencanaan
strategi seluruhnya bergantung pada kualitas informasi tentang lingkungan
internal dan eksternal suatu perusahaan. Akuntan dapat membantu para perencana
perusahaan untuk memperoleh data yang bermanfaat dalam keputusan perencanaan
strategis. Kebanyakan informasi yang diperlukan berasal dari sumber-sumber
selain catatan akuntansi.
PENGANGGARAN MODAL
Keputusan untuk melakukan investasi luar negeri merupakan elemen
yang sangat penting dalam strategi global sebuah perusahaan multinasional.
Investasi asing langsung umumnya melibatkan sejumlah besar modal dan prospek
yang tidak pasti. Risiko investasi diikuti oleh lingkungan yang asing, rumit,
dan senantiasa berubah. Perencanaan formal merupakan suatu keharusan dan
umumnya dilakukan dalam suatu kerangka penganggaran modal yang membandingkan
manfaat dan biaya investasi yang diusulkan.Pendekatan terhadap keputusan
investasi yang lebih kompleks juga tersedia. Terdapat beberapa prosedur untuk
menentukan struktur modal yang optimum dari suatu perusahaan, mengukur biaya
modal suatu perusahaan, dan mengevaluasi alternatif investasi berdasarkan
kondisi ketidakpastian. Aturan keputusan untuk pilihan investasi umumnya
memerlukan pendiskontoan arus kas investasi yang telah disesuaikan dengan
risiko berdasarkan tingkat suku bunga yang memadai: rata-rata tertimbang biaya
modal perusahaan. Umumnya, perusahaan dapat meningkatkan kemakmuran pemiliknya
dengan melakukan investasi yang menjanjikan nilai sekarang bersih yang positif.
Ketika mempertimbangkan pilihan yang sifatnya saling lepas atau saling tidak
bergantung (mutually exclusive), perusahaan yang rasional akan memilih opsi
yang menjanjikan nilai sekarang bersih yang paling maksimum.
Dalam lingkungan internasional, perencanaan investasi tidak
sesederhana itu. Perbedaan dalam huokum pajak, sistem akuntansi, laju inflasi,
risiko nasionalisasi, kerangka mata uang, segmentasi pasar, pembatasan dalam
pengalihan laba ditahan dan perbedaan dalam bahasa dan budaya menambah
unsur-unsur kerumitan yang jarang ditemui dalam lingkungan domestik. Kesulitan
untuk melakukan kuantifikasi atas data-data tersebut membuat masalah yang ada
bertambah buruk.
Adaptasi (penyesuaian) oleh perusahaan multinasional atas model
perencanaan investasi tradisional telah dilakukan dalam tiga bidang pengukuran;
(1) menentukan pengembalian yang relevan untuk investasi multinasional, (2)
mengukur ekspektasi arus kas, dan (3) menghitung biaya modal perusahaan
multinasional. Adaptasi ini memberikan data yang mendukung pilihan strategic,
yang langkah ketiga dalam proses pembuatan model perusahaan.
SUDUT PANDANG HASIL KEUANGAN
Seorang manajer harus menentukan tingkat pengembalian yang relevan untuk
menganalisis kesempatan investasi asing. Namun, tingkat pengembalian yang
relevan merupakan masalah sudut pandang. Haruskah manajer keuangan
internasional mengevaluasi ekspektasi tingkat pengembalian investasi dari sudut
pandang proyek luar negeri atau dari sudut pandang induk perusahaan?
Pengembalian dari dua sudut pandang ini dapat berbeda secara signifikan karena
beberapa hal seperti; (1) pembatasan oleh pemerintah atas repatriasi laba dan
modal, (2) biaya izin, royalti, dan pembayaran lain yang merupakan laba bagi
induk perusahaan namun merupakan beban bagi anak perusahaan, (3) perbedaan laju
inflasi nasional, (4) perubahan kurs valuta acing, dan (5) perbedaan pajak.
Pendapat bahwa tingkat pengembalian dan risiko suatu investasi luar negeri
dapat dievaluasi dari sudut pandang pemegang saham domestik induk perusahaan,
sudah tidak memadai lagi karena :
1. Investor dalam induk
perusahaan semakin banyak yang berasal dari masyarakat dunia.
2. Tujuan investasi harus
mencerminkan kepentingan seluruh pemegang saham, bukan hanya yang berasal dari
domestik.
3. Pengamatan juga
menunjukkan bahwa perusahaan multinasional memiliki horizon investasi jangka
panjang' (dan bukan jangka pendek). Dana yang dihasilkan di luar negeri
cenderung untuk diinvestasikan kembali dan bukan direpatriasikan kepada induk
perusahaan. Berdasarkan kondisi ini, akan lebih tepat untuk mengevaluasi
pengembalian dari sudut pandang negara tuan rumah. Penekanan pada pengembalian
proyek lokal konsisten dengan tujuan untuk memaksimalkan nilai grup
konsolidasi.
Solusi yang memadai adalah mengakui bahwa manajer keuangan harus memenuhi
banyak tujuan, dengan memberikan respons kepada kelompok investor dan
noninvestor di organisasi dan di lingkungannya. Pemerintah negara tuan rumah
merupakan salah satu kelompok bagi investasi luar negeri. Kesesuaian antara
tujuan investor multinasional dan negara tuan rumah harus tercapai melalui dua
perhitungan pengembalian keuangan: satu dari sudut pandang negara tuan rumah,
dan yang lain dari sudut pandang negara induk perusahaan. Sudut pandang negara
tuan rumah mengasumsikan bahwa investasi luar negeri yang menguntungkan
(termasuk biaya modal kesempatan lokal) tidak akan salah dalam mengalokasikan
somber daya negara tuan rumah yang langka. Evaluasi atas peluang investasi dari
sudut pandang lokal juga memberikan informasi yang bermanfaat bagi induk
perusahaan. Jika suatu investasi asing tidak menjanjikan pengembalian yang
telah disesuaikan risiko yang nilainya lebih tinggi dari pengembalian yang
diperoleh pesaing lokal, maka pemegang saham induk perusahaan akan lebih baik
untuk berinvestasi langsung di perusahaan lokal.
MENGUKUR EKSPEKTASI PENGEMBALIAN
Mengukur ekspektasi arus kas suatu investasi asing merupkan hal yang cukup
menantang. Misalkan, untuk keperluan diskusi, unit operasi manufaktur
Daimler-Chrysler di AS sedang mempertimbangkan untuk membeli 100 kepemilikan
fasilitas manufaktur di Rusia. Induk perusahaan AS akan mendanai setengah dari
investasi tersebut dalam bentuk uang tunai dan peralatan; sisanya akan didanai
oleh pinjaman bank local dengan tingkat suku bunga pasar yang berlaku.
Fasilitas Rusia tersebut akan mengimport setengah dari bahan mentah dan
komponennya dari induk perusahaan AS dan akan mengekspor setengah dari hasil produksinya
ke Hungaria. Untuk mengembalikan dana kepada induk perusahaan, dan imbalan
fasilitas Rusia akan membayar lisensi, royalty untuk penggunan pateninduk
perusahaan, dan jasa teknis untuk jasa manajemen yang diterima. Laba dan
fasilitas Rusia akan dikirimkan kepada induk perusahaan sebagai deviden.
Metode untuk mengestimasikan proyeksi arus kas yang terkait dengan
fasilitas di Rusia mirip dengan yang digunakan untuk sebuah perusahaan
domestic. Perkiraan penerimaan didasarkan pada proyeksi penjualan dan
pengalaman antisipasi pengihan. Beban operasi dan pajak local juga sama-sama
diramalkan. Namun yang demikian terdapat tambahan kerumitn yang harus
dipertimbangkan, antara lain:
1. Arus kas proyek versus induk perusahaan
2. Arus kas induk perusahaan yang terkait dengan pendanaan
3. Pendanaan yang bersubsidi
4. Risiko politik
BIAYA MODAL MULTINASIONAL
Jika investasi di luar negeri dievaluasi menggunakan model arus kas
terdiskonto, maka tingkat diskonto yang tepat harus dikembangkan. Teori
penganggaran modal secara khusus menggunakan biaya modal perusahaan sebagai
tingkat diskontonya; dengan demikian suatu proyek harus menghasilkan
pengembalian yang setidaknya sama dengan biaya modal perusahaan agar dapat
diterima. Tingkat patokan ini berkaitan dengan proporsi utang dan ekuitas dalam
struktur keuangan perusahaan debagai berikut:
Ka = rata-rata tertimbang biaya modal (setelah pajak)
Ke = biaya ekuitas
Ki = biaya utang sebelum pajak
E = nilai ekuitas perusahaan
D = nilai utang perusahaan
S = nilai struktur modal perusahaan (E+D)
T = tariff pajak marginal
Masalah serupa juga berkaitan dengan pengukuran komponen utang dari
rata-rata biaya modal. Di sebuah Negara, biaya utang ini merupakan suku bunga
efektif dikalikan dengan (1-t) karena bunga umumnya merupakan beban yang dapat
dikurangkan terhadap pajak.
SISITEM INFORMASI MANAJEMEN
Penyusunan system informasi seluruh dunia milik suatu perusahaan merupakan
hal krusial dalam mendukung strategi perusahaan, termasuk proses perencanaan.
Tugas ini menantang, karena kerangka dasar multinasionl secara alamiah lebih
rumit dibandingkan dengan kerangka dasar satu Negara.
Informasi Manajemen dan Hiperinflasi
FAS No.52, mewajibkan penggunaan metode translasi temporal, seperti yang
djelaskan pada sebelumnya, ketika melakukan translasiakun-akunperusahaan
afiliasi luar negeri yang berada dalam lingkungan berinfliasi tinggi. Meskipun
FAS No.52 dan ketentuan nasional sejenismemberikan panduan yang bermanfaat
dalam neyusun laporan mata uang keras, ketentuan-ketentuan tersebut tidak
memenuhi kebutuhan informasi perusahaan yang beroperasi di Negara-negara dengan
inflasi tinggi. Dalam lingkungan inflasi tinggi, laporan keuangan yang disusun
sesuai dengan FAS 52 cenderung menimbulkan distorsi realitas melalui:
· Menilai lebih
atau menilai kurang pendapatan dan beban
· Melaporkan
keuntungan atau kerugian translasi yang besar yang sulit untuk
diinterprestasikan
· Mendistorsikan
perbandingan kinerja antarwaktu.
Penentuan Biaya Strategis
· Ketika sistem
biaya standar secara tradisional masih digunakan, perusahaan Jepang
memperkenalkan konsep biaya yang fokus pada strategi manufaktur global
(Productivity, TQC, JIT)
· Ketika metode
penentuan harga berbasis biaya (variance analysis) digunakan, Jepang
justru menggunakan metode penentuan biaya berbasis harga (target costing).
· Dengan target
costing, estimasi biaya bukan didasarkan biaya untuk membuat produk,
tetapi berdasarkan pada biaya yang dapat disisihkanuntuk setiap
produk atau disebut biaya Kaizen.
· Penentuan biaya
Kaizen fokus pada apa yang diperlukan untuk mencapai tingkat kinerja
dalam kondisi pasar yang kompetitif.
Evaluasi Kinerja Operasi LN
· Mengevaluasi
kinerja memungkinkan top management untuk:
Ø Mempertimbangkan profitabilitas
Ø Menentukan kinerja area
Ø Alokasi sumberdaya
Ø Evaluasi kinerja manajemen
Ø Memastikan konsistensi perilaku
manajemen
· Konsistensi
· Kinerja Unit
Vs Manajemen
· Kinerja
Kriteria
· Isu Pengukuran
dan Perubahan Harga dalam Evaluasi
Bagi manajer perusahaan multinasional, mengukur ekspektasi arus kas suatu
investasi asing merupakan hal yang cukup menantang. Perkiraan penerimaan
didasarkan pada proyeksi penjualan dan pengalaman antipasti penagihan. Beban
operasi dan pajak local juga sama-sama diramalkan. Namun demikian, terdapat
tambahan kerumitan yang harus dipertimbangkan:
· arus kas
proyek vs induk perusahaan
· arus kas induk
perusahaan yang terkait dengan pendanaan
· pendanaan yang
bersubsidi
· resiko politik
Proses ini juga harus mempertimbangkan pengaruh perubahan dan fluktuasi
nilai mata uang atas ekspektasi pengembalian mata uang asing.
Sumber utama arus kas induk meliputi pinjaman dari induk perusahaan,
dividen, biaya lisensi, beban overhead, royalty, harga transfer untuk pembelian
dari atau penjualan kepada induk perusahaan, dan estimasi nilai akhir proyek.
Pengukuran arus kas ini memerlukan pemahaman atas perbedaan akuntansi nasional,
kebijakan repatriasi pemerintah, laju inflasi, dan kurs potensial masa depan
serta perbedaan pajak.
Perbedaan dalam prinsip akuntansi menjadi relevan jika manajer keuangan
bergantung pada laporan keuangan pro forma dengan dasar local ketika
mengestimasikan arus kas masa depan. Apabila aturan pengukuran yang digunakan
untuk menyusun akun-akun ini berbeda dari aturan yang digunakan di Negara asal
induk perusahaan, maka dapat terjadi perbedaan dalam estimasi arus kas.
Penyusunan system informasi seluruh dunia milik suatu perusahaan merupakan
hal krusial dalam mendukung strategi perusahaan, termasuk proses perencanaan.
Keadaan geografi, komunikasi informasi secara formal umumnya menggantikan
kontak pribadi antara manajer operasi local dengan manajer kantor pusat.
Perkembangan dalam teknologi informasi seharusnya mengurangi, tetapi tidak akan
menghilangkan sama sekali kerumitan ini. Rancangan system berpengaruh pada
keberhasilan yang dicapai:
1. penyebaran rendah dengan
sentralitas yang tinggi, digunakan oleh organisasi yang lebih kecil dengan
operasi bisnis internasional yang terbatas, dan system informasi domestic yang
mendominasi kebutuhan.
2. penyebaran tinggi dengan
sentralisasi yang rendah, digunakan oleh perusahaan multinasional dengan
operasi di wilayah geografis yang berbeda-beda.
3. penyebaran yang tinggi
dengan sentralitas yang tinggi, dijalankan oleh perusahaan dengan aliansi
strategi di seluruh dunia.
Sumber : http://merliastarina.blogspot.com/2013/06/bab-9-perencanaan-dan-pengendalian.html
http://odebhora.wordpress.com/2013/05/02/perencanaan-dan-kendali-manajemen/
http://therudyoffachru.blogspot.com/2013/05/akuntansi-internasional-perencanaan-dan.html