NAMA : SANTI SANTINI
NPM : 26210362
KELAS : 2EB20
KENAIKAN HARGA BBM
JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk, Jahja Setiaatmadja, mengatakan, sekalipun harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi akan naik dengan kisaran Rp 1.500, penyaluran kredit akan tetap tumbuh. Pasalnya, daya beli masyarakat akan tetap tinggi.
"Kalau tahun 2005 kita melihat dengan kenaikan BBM saat itu maka inflasi mencapai 17 persen. Itu akan sangat terasa dan sangat memukul perkreditan," kata Jahja dalam konferensi pers, di Jakarta, Kamis (29/3/2012).
Untuk tahun ini, Jahja menjelaskan, dampak kenaikan harga BBM bersubsidi tidak membuat inflasi sebesar tahun 2005. Kenaikan harga BBM yang diusulkan pemerintah Rp 1.500 per liter diperkirakan akan membuat inflasi mencapai 7-8 persen.
Secara historis, menurut Jahja, inflasi tersebut tidak besar. Pasalnya, Indonesia telah terbiasa dengan inflasi satu digit. "Dari inflasi sekitar 5-8 persen (masyarakat Indonesia) akan tetap mempunyai daya beli yang masih cukup tinggi. Apalagi kalau misal KPR (Kredit Pemilikan Rumah) atau dunia usaha ini lebih banyak untuk kelas menengah atas dan ini masih mempunyai kemampuan atau daya beli," tambah Jahja.
Daya beli masyarakat yang tinggi bisa terlihat dari pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia yang sangat mengesankan. PDB per kapita, lanjut dia, sekarang ini mungkin sudah mencapai 3.500-3.600 dollar AS. Dengan begitu, sekalipun ada, pengaruh kenaikan harga BBM bersubsidi tapi tidak sebesar tahun 2005.
Sementara itu, BCA memasang target pertumbuhan kredit sekitar 20-22 persen. Tidak 30 persen seperti yang telah dicapai pada 2011. Jahja tetap berpandangan pasar domestik tetap akan baik. Daya beli masyarakat dan permintaan kredit akan tetap tinggi.
"Makanya tentunya kita tidak membatasi 20 atau 22 persen. Sejauh memungkinkan artinya dengan capital adequacy ratio (CAR) kita yang cukup, likuiditas kita yang cukup, dan policy untuk menyetujui loan tetap prudent maka kita akan berusaha memaksimalkan pencapaian pinjaman. Namun dari sisi target seperti tahun-tahun sebelumnya kita tetap konservatif untuk target growth," pungkas Jahja.
Indonesia memiliki banyak sekali undang – undang dan landasan hukum yang mengukur tentang pelarangan penyakit korupsi kolusi dan nepotisme. Isi dan kandungan undang – undang tersebut bisa saja diubah sewaktu – waktu untuk menyesuaikan dengan kondisi yang ada.
Yang menjadi persoalan sekarang adalah para penegak hukum itu sendiri. Munculnya istilah mafia hukum merupakan bukti kerendahan mental para penegak hukum di Indonesia. Lagi – lagi karena pengaruh budaya korupsi yang sudah cukup kronis menjakiti Indonesia. Para petugas hukum yang ditugaskan untuk mengadali para koruptor
# PENYELESAIAN #
Sebaiknya harga bbm di indonesia tidak perlu di naikkan bila nilai fluktuasi minyak mentah belum melebihi angka 15%,karena itu akan berdampak negatif terhadap semua biaya bahan pokok masyarakat dan perekonomian masyarakat di indonesia yang sampai saat ini belum mengalami kestabilan yang efektif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar