SBY: Indonesia Punya Dua
Masalah Ekonomi
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
menilai saat ini Indonesia memiliki dua masalah ekonomi yang berasal dari dalam
negeri. Dua masalah itu menjadi tantangan Indonesia untuk menghadapinya.
Dalam pidatonya mengenai penghematan energi di Istana Negara, Selasa, 29 Mei 2012, malam, Yudhoyono mengatakan masalah pertama adalah anggaran subsidi bahan bakar minyak dan listrik yang jumlahnya sangat besar dan terus meningkat dari tahun ke tahun.
"Pada 2010, subsidi BBM dan listrik telah mencapai Rp 140 triliun. Dan pada 2011 meningkat lagi menjadi Rp 256 triliun," ujar Yudhoyono.
Menurut dia, meningkatnya subsidi disebabkan tingginya harga minyak dunia serta meningkatnya penggunaan bahan bakar dan listrik oleh masyarakat, angkutan umum, maupun industri. "Besarnya subsidi BBM dan listrik mengakibatkan berkurangnya kemampuan pemerintah untuk membangun infrastruktur seperti jalan, jembatan, irigasi, pelabuhan laut, dan bandar udara," ucap Yudhoyono.
Masalah kedua adalah besarnya anggaran subsidi bahan bakar dan listrik yang berpotensi meningkatkan defisit anggaran negara karena penerimaan negara lebih kecil daripada belanja negara. Defisit anggaran ini harus ditutup dan salah satu caranya dengan mencari pinjaman atau utang baru.
"Cara seperti ini tentu bukan pilihan kita. Kita tidak ingin utang terus meningkat dan akhirnya membebani anak-cucu," kata Yudhoyono. "Yang kita inginkan dan lakukan adalah menurunkan rasio utang yang ditanggung dari waktu ke waktu."
Dalam pidatonya mengenai penghematan energi di Istana Negara, Selasa, 29 Mei 2012, malam, Yudhoyono mengatakan masalah pertama adalah anggaran subsidi bahan bakar minyak dan listrik yang jumlahnya sangat besar dan terus meningkat dari tahun ke tahun.
"Pada 2010, subsidi BBM dan listrik telah mencapai Rp 140 triliun. Dan pada 2011 meningkat lagi menjadi Rp 256 triliun," ujar Yudhoyono.
Menurut dia, meningkatnya subsidi disebabkan tingginya harga minyak dunia serta meningkatnya penggunaan bahan bakar dan listrik oleh masyarakat, angkutan umum, maupun industri. "Besarnya subsidi BBM dan listrik mengakibatkan berkurangnya kemampuan pemerintah untuk membangun infrastruktur seperti jalan, jembatan, irigasi, pelabuhan laut, dan bandar udara," ucap Yudhoyono.
Masalah kedua adalah besarnya anggaran subsidi bahan bakar dan listrik yang berpotensi meningkatkan defisit anggaran negara karena penerimaan negara lebih kecil daripada belanja negara. Defisit anggaran ini harus ditutup dan salah satu caranya dengan mencari pinjaman atau utang baru.
"Cara seperti ini tentu bukan pilihan kita. Kita tidak ingin utang terus meningkat dan akhirnya membebani anak-cucu," kata Yudhoyono. "Yang kita inginkan dan lakukan adalah menurunkan rasio utang yang ditanggung dari waktu ke waktu."
Nama : Santi Santini
NPM : 26210362
Kelas :
3EB20
Tidak ada komentar:
Posting Komentar